Tpr7TUGpBSO6TUM6TUY5TUWlGi==

Makanan Instan Tetap Tinggi Garam Meski Rasanya Tidak Asin, Waspadai Bahayanya

Makanan Instan Tetap Tinggi Garam Meski Rasanya Tidak Asin, Waspadai Bahayanya
Ilustrasi.

JATIMTERKINI.ID - Ahli gizi dari Instalasi Pelayanan Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Firlianita Ahdiyanti, S.Gz, mengingatkan masyarakat bahwa makanan instan, meskipun terasa tidak asin, sering kali mengandung natrium yang tinggi.

Natrium merupakan salah satu mineral penting yang ditemukan pada garam, dan meski rasa asin tidak terlalu terasa, kandungan garam tersembunyi dalam makanan instan perlu diwaspadai.

Firlianita menekankan bahwa banyak makanan yang sering dikonsumsi sehari-hari, seperti gorengan, keripik, dan makanan gurih lainnya, mengandung garam tersembunyi yang cukup tinggi.

"Banyak garam-garam tersembunyi seperti gorengan, keripik, makanan yang gurih, tentu banyak mengandung garam tersembunyi," ujarnya dalam diskusi kesehatan daring yang diadakan di Jakarta, pada Selasa.

Selain itu, makanan instan dan cepat saji seperti keripik kentang juga menjadi salah satu contoh produk yang mengandung natrium dalam jumlah yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat harus lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang mereka konsumsi sehari-hari.

Untuk menjaga kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merekomendasikan agar konsumsi garam tidak melebihi satu sendok teh per hari atau setara dengan 2.400 miligram natrium.

Hal ini merupakan bagian dari pola makan bergizi seimbang yang dapat membantu menjaga berat badan ideal, meningkatkan produktivitas, serta melindungi tubuh dari berbagai penyakit infeksi dan penyakit kronis.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh University of Rochester Medical Center, satu bungkus keripik kentang (sekitar 8 ons) mengandung sekitar 1.191 miligram natrium.

Bahkan, 100 gram kornet memiliki kandungan natrium yang lebih tinggi, yaitu sekitar 1.250 miligram. Kandungan natrium yang tinggi dalam makanan ini tentu saja dapat berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.

Tidak hanya garam, Firlianita juga mengingatkan tentang bahaya gula tersembunyi yang sering kali tidak disadari oleh masyarakat. Konsumsi gula harian, kata Firlianita, idealnya tidak melebihi empat sendok makan per hari.

Gula tersembunyi biasanya terdapat dalam makanan dan minuman seperti roti, kue, dan minuman kekinian, seperti kopi dengan kadar gula yang tinggi.

"Gula tersembunyi yang seringkali tidak disadari semisal roti, kue, minuman, minuman kopi kekinian dengan rata-rata gula empat-lima sendok makan untuk satu cangkir reguler," jelasnya.

Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa berbagai jenis gula rafinasi seperti gula aren, brown sugar, maupun gula batu tetap mengandung sukrosa, yang merupakan gula sederhana. Oleh karena itu, meskipun tampak lebih alami, konsumsi gula jenis ini tetap harus dibatasi agar tidak melebihi batas anjuran.

Firlianita menambahkan bahwa kebiasaan mengonsumsi minuman manis seperti teh manis atau sirup dapat membuat seseorang tanpa sadar mengonsumsi gula dalam jumlah berlebihan.

"Orang yang terbiasa konsumsi minuman manis seperti sirup atau teh manis itu tanpa sadar bisa mengonsumsi gula melebihi empat sendok makan," katanya.

Konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas, diabetes, dan gangguan metabolisme lainnya. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk selalu memantau asupan gula dalam makanan dan minuman yang mereka konsumsi sehari-hari.

Selain garam dan gula, lemak juga menjadi komponen makanan yang perlu diwaspadai. Makanan yang digoreng, terutama yang berbalut tepung, sering kali mengandung lemak tersembunyi yang cukup tinggi. Lemak tersembunyi ini bisa ditemukan dalam makanan seperti kulit ayam dan makanan olahan yang digoreng.

"Makanan yang digoreng itu minyaknya sudah banyak terserap, terutama makanan yang digoreng tepung itu kalorinya besar sekali, sudah mengandung karbohidrat yang besar, lemak yang tinggi dan garam yang tinggi, apalagi jika dikonsumsi sudah berlebihan," jelas Firlianita.

Mengonsumsi makanan tinggi lemak secara berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan berbagai penyakit kronis lainnya. Oleh karena itu, menjaga asupan makanan dengan kandungan lemak yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang.

Menyadur penjelasan di laman Pafibekasi.org, menjaga pola makan bergizi seimbang adalah kunci untuk menjaga kesehatan tubuh. Selain membatasi asupan garam, gula, dan lemak, masyarakat juga perlu memperhatikan keseimbangan nutrisi dalam setiap hidangan yang mereka konsumsi.

Dengan mematuhi anjuran kesehatan yang diberikan, tubuh akan tetap sehat, berat badan terjaga, dan terhindar dari berbagai penyakit kronis di masa depan.

Ketik kata kunci lalu Enter

close