![]() |
Ilustrasi. Google menghapus 5,1 miliar iklan palsu sepanjang 2024. (Dok. Ist) |
JATIMTERKINI.ID - Google kembali menunjukkan taringnya dalam memerangi iklan palsu dan aktivitas penipuan digital sepanjang tahun 2024.
Raksasa teknologi asal Amerika Serikat ini mengumumkan telah memblokir lebih dari 5,1 miliar iklan palsu yang mencurigakan, serta menghapus 1,3 miliar halaman web dan membatasi tayangan 9,1 miliar iklan yang berpotensi menipu pengguna.
Meski angka tersebut sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya — di mana Google memblokir 5,5 miliar iklan dan menindak 2,1 miliar halaman penerbit pada 2023 — perusahaan tetap menegaskan bahwa upaya ini mengalami peningkatan signifikan dalam efektivitas berkat teknologi kecerdasan buatan (AI) terbaru.
Salah satu kunci keberhasilan Google tahun ini adalah pemanfaatan large language model (LLM) dalam mendeteksi pola penipuan, termasuk penyamaran identitas bisnis dan penggunaan detail pembayaran ilegal.
“Model AI ini sangat penting bagi kami dan telah memberikan peningkatan yang luar biasa, tapi kami tetap melibatkan manusia dalam setiap proses,” kata General Manager Ads Safety Google, Alex Rodriguez, dikutip dari TechCrunch, Rabu.
Rodriguez juga menyampaikan bahwa Google membentuk tim lintas divisi yang terdiri dari lebih dari 100 ahli dari unit Ads Safety, Trust and Safety, serta ilmuwan dari DeepMind.
Tim ini fokus pada penanganan kasus-kasus iklan deepfake, terutama yang menyamar sebagai tokoh publik, serta merancang solusi teknis untuk mencegah penyebarannya.
Langkah kebijakan dan efeknya
Selama tahun 2024, Google menerapkan lebih dari 30 kebijakan dan pembaruan teknis baru untuk memperkuat keamanan iklan dan penerbit.
Dampaknya cukup besar, termasuk penangguhan terhadap lebih dari 700.000 akun pengiklan yang melanggar aturan dan penurunan laporan iklan deepfake hingga 90 persen.
Pelanggaran terbesar di AS dan India
Di Amerika Serikat, yang menjadi pasar digital terbesar bagi Google, perusahaan ini menangguhkan 39,2 juta akun dan menghapus 1,8 miliar iklan hanya dalam satu tahun. Jenis pelanggaran yang paling sering ditemukan meliputi:
- Penyalahgunaan jaringan iklan
- Pelanggaran merek dagang
- Klaim kesehatan menyesatkan
- Pemalsuan identitas
- Iklan personalisasi yang tidak sah
Sementara itu, India, yang merupakan negara dengan populasi terbanyak dan pasar internet terbesar kedua di dunia, menyumbang 2,9 juta akun yang ditangguhkan serta penghapusan 247,4 juta iklan. Lima pelanggaran tertinggi di India mencakup:
- Layanan keuangan ilegal
- Penyalahgunaan merek dagang
- Penyalahgunaan jaringan iklan
- Iklan personalisasi
- Iklan terkait perjudian dan game
Setengah miliar iklan penipuan dimusnahkan
Dari total akun pengiklan yang ditindak, Google menyatakan lima juta akun ditangguhkan secara khusus karena melakukan penipuan.
Selain itu, perusahaan menghapus hampir setengah miliar iklan yang terindikasi kuat sebagai bagian dari upaya penipuan digital.
Dengan semakin canggihnya teknik manipulasi iklan dan penyebaran informasi palsu, langkah tegas Google ini menjadi sinyal kuat bahwa platform digital harus terus berkembang untuk melindungi penggunanya.
Google menegaskan komitmennya akan tetap pada jalur pencegahan dan penindakan, seraya terus menyempurnakan sistem keamanannya dengan kombinasi antara teknologi AI dan penilaian manusia.